Pabrik Gula (PG) Sragi menargetkan bisa mendapatkan rendemen gula 7,8
pada musim giling 2011 ini. Demikian dikatakan Administratur PG Sragi,
Dony Sadono dalam sambutan pada acara selamatan giling, Kamis (28/4).
Dalam kesempatan tersebut, dia melaporkan, produksi pada giliing 2011 pihaknya merencanakan menggiling tebu sebanyak 4,8 jt kuintal tebu dari lahan seluas 5.900 ha dengan sasaran rendemen 7,8. Pihaknya merencanakan musim giling 2011 dalam waktu 159 hari dengan kecepatan giling 37.500 kuintal per hari.
Dalam kesempatan tersebut, dia melaporkan, produksi pada giliing 2011 pihaknya merencanakan menggiling tebu sebanyak 4,8 jt kuintal tebu dari lahan seluas 5.900 ha dengan sasaran rendemen 7,8. Pihaknya merencanakan musim giling 2011 dalam waktu 159 hari dengan kecepatan giling 37.500 kuintal per hari.
Giling direncanakan dimulai 22 Mei dan dijadwalkan
selesai pada akhir Oktober. Dari tebu tersebut, diharapkan bisa
didapatkan kristal sebanyak 378.738 kuintal.
Dony mengatakan, untuk mencapai sasaran tersebut, pihaknya sudah melakukan perbaikan mesin yang pada tahun 2010 mengalami kendala. Disebutkan, jumlah karyawan PG Sragi sebanyak 23.000 orang lebih yang terdiri atas karyawan tetap, musiman, tenaga pemelihara kebun, buruh tebang angkut, dan tenaga lainnya dan warga yang bergantung dari beroperasinya PG Sragi disebutkan, yakni 23.000 orang lebih.
Dikatakan, selain menghasilkan gula dan tetes, pihaknya tidak memungkiri adanya limbah yang dihasilkan. Limbah berupa limbah padat dan limbah cair serta polusi udara. Pihaknya sudah melakukan upaya untuk mengolah limbah cair dengan intalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan memasang alat penangkap debu untuk menekan polusi udara. Selain itu, tahun 2011 ini pihaknya akan melakukan pembenahan kompresor untuk meningkatkan kualitas limbah cair dan akan menekan penggunaan bahan bakar minyak dan mengganti dengan tatal dan cangkang kelapa sawit untuk meminimalisir polusi udara yang ditimbulkan.
Dalam sambutannya dia mengatakan, hari itu merupakan puncak selamatan giling. Acara diawali dengan upacara giling temanten tebu. Sebelumnya sudah didahului acara ritual yakni selamatan dan pemasangan sesaji di tempat tertentu. Selamatan digelar untuk memohon pada Allah.
Di akhir sambutannya, Dony berharap pada semua keluarga besar PG Sragi untuk bangkit dan menghidupkan perusahaan tersebut untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pekalongan khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya.
H. Slamet mewakili Pengurus DPC Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) PG Sragi dalam sambutannya mengatakan, petani sudah menyiapkan tanaman tebu pada lahan sekitar 5.900 ha dan meminta pada PG Sragi agar bisa menebang seluruh tanaman tebu tanpa sisa. Hasil studi banding ke Mojo, tebangan tebu di daerah tersebut jauh lebih mahal dibandingkan tebangan di wilayah PG Sragi, karena rendemen tebu di Mojo lebih tinggi. APTRI sebagai wadah para petani tebu menyatakan siap mengirimkan tebu dalam kondisi bersih dari pucuk, bogol, dan klaras, untuk meningkatkan rendemen. Pihaknya menargetkan bisa meningkatkan rendemen hingga 6,68, dari semula hanya 6. Dengan naiknya rendemen, APTRI juga menyatakan akan mengusulkan perubahan bagi hasil gula pada PTPN. “Hingga saat ini, yang bisa berubah hanya bagi hasil tetes, yakni dari 2 kilogram menjadi 2,5 kilogram untuk petani. Tahun ini kami berharap petani bisa menerima bagi hasil 3 kg tetes tebu,” ujar Slamet. Dalam kesempatan itu, Slamet juga meminta pada pemkab, PG Sragi dan pihak terkait lainnya untuk membantu agar harga pokok pemerintah (HPP) tidak terpuruk, menyusul masuknya gula rafinasi.
Bupati Pekalongan Hj Siti Qomariyah dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan menyatakan menyambut bak dan mendukung sepenuhnya, penyelenggaraan pesta gling. Berharap menjadi agenda rutin tahunan yang menjadi contoh sebagai ukuran. Pesta giling mempunyai filosofi yang tinggi, nguri-nguri tradisi, berharap semoga mendapatkan keselamatan dan berkah bagi seluruh masyarakat Kabupaten Pekalongan. Menuju kesejahteraan dan kemandirian PG Sragi. Memenuhi kebutuhan gula di tingkat provinsi maupun nasional. Untuk itu, lahan untuk meningkatkan dari sisi teknik budidaya tebu dan berharap pada seluruh stakeholder untuk menjalankan peran dan fungsinya masing-masing seperti yang sudah disepakati. Meningkatkan animo masyarakat untuk tetap menanam tebu. Berharap dengan selamatan giling dapat memotivasi pada seluruh pihak terkait. Bupati mengucapkan terima kasih pada seluruh stakeholder yang mendukung beroperasinya PG Sragi hingga saat ini dan sampai waktu yang akan datang.
Dony mengatakan, untuk mencapai sasaran tersebut, pihaknya sudah melakukan perbaikan mesin yang pada tahun 2010 mengalami kendala. Disebutkan, jumlah karyawan PG Sragi sebanyak 23.000 orang lebih yang terdiri atas karyawan tetap, musiman, tenaga pemelihara kebun, buruh tebang angkut, dan tenaga lainnya dan warga yang bergantung dari beroperasinya PG Sragi disebutkan, yakni 23.000 orang lebih.
Dikatakan, selain menghasilkan gula dan tetes, pihaknya tidak memungkiri adanya limbah yang dihasilkan. Limbah berupa limbah padat dan limbah cair serta polusi udara. Pihaknya sudah melakukan upaya untuk mengolah limbah cair dengan intalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan memasang alat penangkap debu untuk menekan polusi udara. Selain itu, tahun 2011 ini pihaknya akan melakukan pembenahan kompresor untuk meningkatkan kualitas limbah cair dan akan menekan penggunaan bahan bakar minyak dan mengganti dengan tatal dan cangkang kelapa sawit untuk meminimalisir polusi udara yang ditimbulkan.
Dalam sambutannya dia mengatakan, hari itu merupakan puncak selamatan giling. Acara diawali dengan upacara giling temanten tebu. Sebelumnya sudah didahului acara ritual yakni selamatan dan pemasangan sesaji di tempat tertentu. Selamatan digelar untuk memohon pada Allah.
Di akhir sambutannya, Dony berharap pada semua keluarga besar PG Sragi untuk bangkit dan menghidupkan perusahaan tersebut untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pekalongan khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya.
H. Slamet mewakili Pengurus DPC Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) PG Sragi dalam sambutannya mengatakan, petani sudah menyiapkan tanaman tebu pada lahan sekitar 5.900 ha dan meminta pada PG Sragi agar bisa menebang seluruh tanaman tebu tanpa sisa. Hasil studi banding ke Mojo, tebangan tebu di daerah tersebut jauh lebih mahal dibandingkan tebangan di wilayah PG Sragi, karena rendemen tebu di Mojo lebih tinggi. APTRI sebagai wadah para petani tebu menyatakan siap mengirimkan tebu dalam kondisi bersih dari pucuk, bogol, dan klaras, untuk meningkatkan rendemen. Pihaknya menargetkan bisa meningkatkan rendemen hingga 6,68, dari semula hanya 6. Dengan naiknya rendemen, APTRI juga menyatakan akan mengusulkan perubahan bagi hasil gula pada PTPN. “Hingga saat ini, yang bisa berubah hanya bagi hasil tetes, yakni dari 2 kilogram menjadi 2,5 kilogram untuk petani. Tahun ini kami berharap petani bisa menerima bagi hasil 3 kg tetes tebu,” ujar Slamet. Dalam kesempatan itu, Slamet juga meminta pada pemkab, PG Sragi dan pihak terkait lainnya untuk membantu agar harga pokok pemerintah (HPP) tidak terpuruk, menyusul masuknya gula rafinasi.
Bupati Pekalongan Hj Siti Qomariyah dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan menyatakan menyambut bak dan mendukung sepenuhnya, penyelenggaraan pesta gling. Berharap menjadi agenda rutin tahunan yang menjadi contoh sebagai ukuran. Pesta giling mempunyai filosofi yang tinggi, nguri-nguri tradisi, berharap semoga mendapatkan keselamatan dan berkah bagi seluruh masyarakat Kabupaten Pekalongan. Menuju kesejahteraan dan kemandirian PG Sragi. Memenuhi kebutuhan gula di tingkat provinsi maupun nasional. Untuk itu, lahan untuk meningkatkan dari sisi teknik budidaya tebu dan berharap pada seluruh stakeholder untuk menjalankan peran dan fungsinya masing-masing seperti yang sudah disepakati. Meningkatkan animo masyarakat untuk tetap menanam tebu. Berharap dengan selamatan giling dapat memotivasi pada seluruh pihak terkait. Bupati mengucapkan terima kasih pada seluruh stakeholder yang mendukung beroperasinya PG Sragi hingga saat ini dan sampai waktu yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar